Bangkit! Kamu ngga sendiri!

futur

Hai ashabi jashtis! Pernah nggak sih, kamu ngrasa ngga pantes ada di jalan ini? Mungkin karena penampilanmu ngga se-syar’i temanmu, atau ibadah teman se-LDK (Lembaga Dakwah Kampus) yang membuatmu makin minder dengan keberadaanmu disini, tingkah lakumu tidak sealim mereka dan problematika lainnya yang menjadikan adanya sebersit pemikiran untuk mundur dari jalan ini. Ya, jalan dakwah. Jalan dari kewajiban setiap muslim untuk mensyiarkan Islam.

Tapi, inget ngga kisah Umar bin Khattab. Sebelum Umar bin Khattab memeluk Islam, perangai Umar yang tegas, keras, sangar, sangat ditakuti dan rela melakukan apapun untuk menghabisi musuhnya. Karakter Umar saat itu (sebelum masuk Islam) sangat merugikan kaum muslimin. Namun, dengan kehendak Allah yang maha membolak-balikkan hati, ketika Umar mendengar adiknya, Fatimah, sedang membaca surat Thaha, Umar kemudian berbalik 360o memeluk Islam dan membela agama Allah dan Rasul-Nya. Setelah masuk Islam, karakter Umar tidak berubah. Keras, tegas, berjuang mati-matian untuk Allah dan Rasul-Nya. 

Bedanya, dahulu Umar bersikap garang kepada umat muslim, namun setelah masuk Islam, Umar tegas kepada orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Dengan sikapnya itu, merupakan keuntungan bagi umat Islam. Apa yang Umar bin Khattab lakukan setelah masuk Islam, Umar tidak mengubah sifatnya, melainkan orientasi nya. Dulu memerangi umat muslim, saat ini membela umat Islam dan memerangi musuh-musuh Allah dan rasul-Nya.

Lantas, dengan kehadiranmu di jalan dakwah, bukan berarti kamu harus berlaku tanpa dosa. No, semua manusia pasti melakukan kesalahan. Allah memerintahkan manusia untuk berada di jalan dakwah, bukan menjadi malaikat yang tidak melakukan dosa. So, bagaimanapun latar belakangmu, bagaimanapun perangaimu, bermanfaat banget di jalan dakwah.

Mungkin kamu dulu orang yang pemarah. Marah ketika ada seseorang yang mengganggumu atau meledekmu. Namun, kamu bisa menggunakan sifat mu itu ketika ada orang yang menghina Allah dan Rasulnya. Disaat seperti itu, marah semarah-marahnya sangat diperlukan, dan itu merupakan hal yang tepat.

Atau mungkin, kamu suka desain, koding, bikin film, upload snap wa itu juga bisa jadi lahan dakwah loh.. jadi, dah ngga ada alasan lagi untuk mundur di jalan ini..

Ngomong-ngomong soal orientasi, apa orientasi mu saat ini? Orang tua? diri sendiri? Teman? Doi :v ? Wkwk 

Sebagian besar kita melakukan sesuatu, orientasinya orang tua. Right? Kuliah demi orang tua, kerja demi orang tua, atau apapun demi orang tua. Hmm ngga salah sih, bahkan memang diharuskan untuk berbakti kepada mereka. Tapi, jika orientasinya sekedar untuk orang tua, ketika suatu saat berselisih dengan orang tua, orientiasi itu juga ikut memudar dan langkah meraih tujuan itu juga memudar.

Terus, kalo orientasinya diri sendiri gimana? Kan apa yang diusahakan, kita yang merasakan?

Hohoho, tidak semudah itu maimunah! Kita hidup di dunia atas izin Allah SWT. Kita bisa melakukan apapun, juga dengan seizin Allah. Kalau merasa apa yang kamu capai itu karena usahamu sendiri, inget nak kalau tanpa pertolongan-Nya, kamu dah done. Habis. Selesai. Hancur. 

Seringkali kita merasa berhasil atas apa yang kita usahakan, terus jadi overproud -re: rasa bangga berlebihan-. Lupa kalo kita ngga bisa apa apa tanpa-Nya. Sama kaya orientasi, kalau orientasimu masih makhluk, siap siap aja orientasi itu akan memudar, ngga kekal, outputnya kecewa. Beda kalau orientasi kita itu Allah, segala yang diupayakan dan apapun hasil yang akan didapat, kita ngga bakal kecewa. Apa yang kita raih hanyalah ridho Allah SWT.  Dan semua itu pasti ada hikmah dibaliknya. Akan ada hal yang lebih baik yang Allah siapkan.

So, jangan pernah merasa sendiri lagi ya.. jangan melakukan apapun sendirian.. berat, kamu ngga akan kuat.. 

Dan kamu ngga sendiri, ada Allah.. kamu bisa raih apa yang kamu mau bersama Allah.. 

Kamu semangat ya!

-sunlightfam